Dalam industri farmasi, bioteknologi, dan perangkat medis, laboratorium memainkan peran penting dalam penelitian, pengembangan, dan pengendalian kualitas. Namun, tidak semua laboratorium beroperasi di bawah standar yang sama. Perbedaan kunci terletak pada apakah laboratorium mengikuti Praktik Manufaktur yang Baik (Good Manufacturing Practices).GMP) atau beroperasi sebagai fasilitas non-GMP. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi para profesional di industri yang diatur. 1. Definisi dan Tujuan
Lingkungan yang Diatur: Laboratorium GMP mematuhi standar regulasi yang ketat (misalnya, FDA, EMA, WHO) untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan konsistensi produk.
Tujuan: Digunakan untuk memproduksi, menguji, dan merilis produk untuk penggunaan manusia (misalnya, obat-obatan, vaksin, perangkat medis).
Fokus: Memastikan bahwa proses divalidasi, didokumentasikan, dan dapat direproduksi.
Penelitian atau Pengembangan Awal: Sering digunakan untuk penelitian eksplorasi, pengujian prototipe, atau pengembangan produk tahap awal.
Tujuan: Tidak dimaksudkan untuk rilis produk komersial; mungkin kurang pengawasan regulasi yang lengkap.
Fokus: Fleksibilitas dan inovasi lebih diutamakan daripada kepatuhan yang ketat.
2. Perbedaan Utama Antara Laboratorium GMP dan Non-GMP
Aspek | Laboratorium GMP | Laboratorium Non-GMP |
Kepatuhan Regulasi | Mengikuti pedoman FDA/EMA/ICH | Tidak ada persyaratan GMP formal |
Dokumentasi | Rekaman yang luas (rekaman batch, SOP) | Dokumentasi minimal, catatan informal |
Kontrol Kualitas | Pengujian yang ketat, metode yang divalidasi | Hasil awal atau yang belum diverifikasi |
Kalibrasi Peralatan | Pemeliharaan rutin yang terdokumentasi | Berdasarkan kebutuhan, mungkin kurang pelacakan formal |
Pelatihan Personel | Pelatihan GMP yang wajib, terdokumentasi | Pelatihan berdasarkan kebutuhan lab, tidak diatur |
Kontrol Perubahan | Prosedur ketat untuk setiap modifikasi | Perubahan fleksibel dan ad-hoc diperbolehkan |
Audit & Inspeksi | Tunduk pada audit regulasi | Tidak ada inspeksi formal yang diperlukan |
3. Kapan Laboratorium GMP Diperlukan?
Laboratorium yang mematuhi GMP adalah wajib ketika:
Memproduksi obat-obatan komersial atau perangkat medis.
Melakukan pengujian stabilitas untuk masa simpan obat.
Melakukan pengujian kontrol kualitas (QC) untuk rilis batch.
Menangani bahan uji klinis untuk penggunaan manusia.
Laboratorium non-GMP sudah cukup untuk:
Penelitian tahap awal (misalnya, penemuan obat).
Studi akademis (tidak untuk penggunaan komersial).
Pengembangan prototipe sebelum skala GMP.
4. Beralih dari Non-GMP ke GMP
Banyak perusahaan memulai di lingkungan non-GMP dan kemudian beralih ke kepatuhan GMP. Peralihan ini memerlukan:
Melaksanakan SOP (Prosedur Operasi Standar).
Memvalidasi peralatan dan metode.
Melatih staf tentang prinsip GMP.
Membangun sistem manajemen kualitas (QMS).
5. Kesimpulan
The choice between aGMPdan laboratorium non-GMP tergantung pada tahap pengembangan produk dan persyaratan regulasi. Sementara laboratorium non-GMP menawarkan fleksibilitas untuk inovasi, laboratorium GMP memastikan keamanan, konsistensi, dan kepatuhan untuk produk yang mencapai pasien. Perusahaan harus merencanakan strategi laboratorium mereka dengan hati-hati agar sesuai dengan harapan regulasi.